1.
Mengenai
Teori Herbert Spencer
Spencer
sering disamakan dengan Comte dalam arti pengaruh mereka terhadap perkembangan
teori sosiologi (J. Turner dalam G. Ritzer dan D. J. Goodman 2010:49), namun
ada beberapa perbedaan penting di antara mereka. Misal, Sulitnya menggoplongkan
Spencer sebagai pemikir konservatif karena sebelumnya, Spencer lebih tepat
dipandang beraliran politik liberal dan Ia tetap memelihara unsur-unsur
liberalisme di sepanjang hidupnya. Namun pada akhirnya, pemikiran Spencer
tumbuh semakin konservatif selama hidupnya, dan pengaruhnya mendasarnya,
seperti Comte (G. Ritzer dan D. J. Goodman, 2010:49). Salah satu pandangan
liberalnya yang lebih sesuai dengan konservatismenya adalah penerimaanya atas
doktrin laissez-faire. Ia merasa
bahwa Negara tak harus mencampuri persoalan individual kecuali dalam fungsi
yang agak pasif untuk melindungi rakyat. Ia tak tertarik pada reformasi sosial.
Ia menginginkan kehidupan sosial berkembang bebas dari kontrol eksternal.
Inilah
kekhasan Spencer sebagai seorang Darwinis Sosial (G. Jones dalam G. Ritzer dan
D. J. Goodman, 2010:49). Dengan demikian ia menganut pandangan evolusi yang
berkeyakinan bahwa kehidupan masyarakat tumbuh secara progresif menuju keadaan
yang makin baik dan karena itulah kehidupan masyarakat harus dibiarkan
berkembang sendiri, lepas dari campur tangan yang hanya akan memperburuk
keadaan. Ia menerima pandangan bahwa institusi sosial, sebagaiman
tumbuh-tumbuhan dan binatang, mampu beradaptasi secara progresif dan positif
terhadap lingkungan sosialnya. Ia juga menerima pandangan Darwinian bahwa
proses seleksi alamiah, “Survival of the
fittest”, juga terjadi dalam kehidupan sosial (istimewanya, justru
Spencerlah yang mengungkapkan survival of
the fittest itu sebelum beberapa setahun sebelum karya Darwin mengenai
seleksi alamiah muncul). Konsep ini berarti bahwa, jika tidak diganggu oleh
intervensi dari luar, individu yang layak akan bertahan hidup dan berkembang,
sedangkan individu yang tak layak akan punah. Perbedaan lainnya adalah bahwa
Spencer memusatkan perhatian pada individu, sedangkan Comte menekankan pada
unit yang lebih besar seperti keluarga.
Meski
perbedaan penting antara Spencer dan Comte, namun kesamaan orientasi atau
setidaknya kesamaan interpretasi mereka terbukti lebih penting ketimbang
perbedaan mereka bagi perkembangan teori sosiologi. Comte, Spencer, Durkheim
dan yang lainnya sama-sama berkomitmen terhadap ilmu sosiologi (Haines, dalam
G. Ritzer dan D. J. Goodman, 2010:50) yang menjadi prespektif sangat menarik
bagi teoritisi awal. Pengaruh lain karya Spencer yang sama dengan Comte dan
Durkheim adalah kecenderungannya melihat masyarakat sebagai organism. Dalam hal ini Spencer meminjam
prespektif dan konsepnya dari biologi. Ia memusatkan perhatian pada struktur
masyarakat secara menyeluruh, antarhubungan bagian-bagian masyarakat dan kaitan
fungsi bagian-bagian satu sama lain maupun pada system sebagai suatu
keseluruhan.
Seperti
Comte, Spencer mempunyai konsep evolusi tentang perkembangan historis. Namun,
ia mengkritik teori evolusi Comte dengan beberapa alasan. Khususnya ia menolak
hukum tiga tingkatan perkembangan cara berpikir ala Comte. Ia mengatakan Comte
menjelaskan evolusi dalam dunia gagasan, dalam artian perkembangan intelektual.
Sebaliknya, Spencer berupaya membangun teori evolusi dalam dunia materi, dunia
nyata.
Menurut
Spencer, evolusi menjadi prinsip umum semua realitas: alam dan social. Adnya
sifat umum ini adalah karena realitas pada dasarnya adalah material, terdiri
dari zat, energy, dan gerakan. Evolusi didefinisikan sebagai perubahan dari
homogeneitas tak beraturan ke heterogenitas yang logis, yang diikuti kehilangan
gerak dan integrasi zat (Spencer 1972: 71 dalam Sztompka, 2008: 119)
Evolusi
berlangsung melalui deferensiasi structural dan fungsional sebagai berikut
(Spencer 1972: 39 dalam Sztompka, 2008: 119):
§ Dari
yang sederhana menuju ke yang kompleks
§ Dari
tanpa bentuk yang dapat dilihat keterkaitan bagian-bagian
§ Dari
keseragaman, homogenitas ke spesialisasi, heterogenitas
§ Dari
ketidaksetabilan ke kesetabilan
Teori evolusi adalah mungkin untuk
mengidentifikasi dua prespektif evolusioner utama dalam karya Spencer (Haines
dalam G. Ritzer dan D. J. Goodman, 2010:50). Pertama, teorinya terutama
berkaitan dengan peningkatan ukuran (size)
masyarakat. Masyarakat tumbuh melalui perkembangbiakan individu dan penyatuan
kelompok-kelompok (compounding).
Peningkatan ukuran masyarakat menyebabkan strukturnya makin luas dan makin
terdiferensiasi serta meningkatkan diferensiasi fungsi yang dilakukannya di
samping pertumbuhan ukurannya, masyarakat berubah melalui penggabungan, yakin
makin lama makin menyatukan kelompok-kelompok yang berdampingan. Dengan
demikian Spencer berbicara tentang gerak evilusioner dari masyarakat yang
sederhana ke penggabungan dua kali lipat (doubly-copund)
dan penggabungan tiga kali lipat (trebly-compound).
Spencer juga menawarkan teori evolusi
dari masyarakat militant ke masyarakat industry. Pada mulanya, masyarakat
militan dijelaskan sebagai masyarakat yang terstruktur gana melakukan perang,
baik yang bersifat defensive maupun ofensif. Walaupun Spencer kritis terhadap
peperangan, namun ia menduga pada periode awal peperangan burfungsi
mengumpulkan masyarakat menjadi kumpulan masyrakat baru dengan kuantitas yang
dibutuhkan untuk membangun masyarakat industry. Bgaimanapun juga, sejalan
dengan semakin tumbuhnya masyarakat industry, maka fungsi perang sebagai agen
perubahan berakhir dan berubah menjadi penghambat proses selanjutnya dari
evolusi. Masyarakat industry didasarkan pada persahabatan, tidak egois
elaborasi spesialisasi, penghargaan terhadap prestasi. Mayrakat sperti ini
disatukan oleh kontak relasi sukarela dan yang lebih penting lagi, kualitas
moral yang sama. Peran pemeritah hanya dibatasi dan difokuskan pada apa yanag
seharusnya tidak dilakukan masyrakat. Tidak diragukan lagi bahwa masyarakat
industry modern memiliki tingkat agresivitas jauh lebih rendah dibandingkan
pendahulu mereka yang militant. Walaupun Spencer melihat evolusi umum yang
mengarah kepada pembentukan masyarakat industry, akan tetapi ia juga mengakui
adanya kemunduran periodic kepada masyarakat yang lebih agresif dan militant.
Dalam tulisannya mengenai etika dan
politik, Spencer mengemukakan gagasan evolusi social yang lain. Di satu sisi ia
memandang masyarakat berkembang menuju ke keadaaan yang ideal atau sempurna. Di
sisi lain ia menyatakan bahwa masyarakat yang paling mampu menyesuaikan diri
dengan lingkunganlah yang akan bertahan hidup (survive), sedangkan masyarakat yang tak mampu menyesuaikan diri
masyarakat secara keseluruhan. Jadi spencer mengemukakan seperangkat gagasan
yang kaya dan ruwet. Mula-mula gagasannya menikmati sukses besar, tetapi
kemudian ditolak selama beberapa tahun, dan baru belakangan ini telah hidup
kembali dengan munculnya teori sosiologi neo.
2. Kritikan-Kritikan
Terhadap Teori-Teori Spencer
Menurut Martin (2010), Spencer sangat jarang untuk membaca karya
orang lain. Mungkin membaca tapi hanya untuk sekedar mencari pembelaan atas
karyanya. Menurut Spencer, ide-idenya muncul tanpa sengaja dan secara
keseluruhan adalah hasil pemikirannya sendiri. Karena baginya jika ingin
membaca dan belajar dari orang lain itu akan mempengaruhi kemurnian dari
pemikirannya dan hanya akan merusak karyanya. Ini yang mendasari pemikiran
Spencer mengenai evolusi sosial-nya yang menurutnya perubahan itu harus secara
alami dan tidak boleh ada intervensi dari orang lain. Ini juga yang akhirnya
mendasari kritik terbesar dalam karya Spencer, karena tidak empiris dan tidak
ilmiah.
Kelemahan lain dari teori
evolusi Spencer adalah ketika ia memasukkan prinsip-prinsip biologi kedalam
ilmu sosial, dan ini dilakukannya tanpa bukti yang jelas atau tidak bersifat
empiris. Karena itulah analisis masyarakat Spencer lebih mirip dengan analogi
daripada penjelasan pada masyarakat. Kelemahan tersebut dapat terlihat bahwa
individu dapat berkembang menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini
berarti teori Spencer tidak dapat berlaku pada tempat lain yang
karakteristiknya berbeda. Sebagai contoh nyata pada kehidupan masyarakat Suku
Badui di Jawa Barat. Perkembangan zaman membuat masyarakat disekeliling suku
Badui berubah kearah modern. Jika merujuk pada teori Spencer berarti seharusnya
suku Badui akan tereliminasi karena tidak dapat mengikuti perkembangan
lingkungannya. Tetapi sebuah hal lain terjadi pada suku Badui dimana mereka
tetap dapat hidup dengan caranya sendiri tanpa mengikuti perkembangan
lingkungannya. Dalam lingkup yang lebih luas hal yang sama terjadi pada nagara
Kuba. Walaupun mendapat intervensi dari Amerika sampai embargo dalam berbagai
bidang, tetapi Kuba tetap bertahan tanpa harus mengikuti perkembangan
linkungannya.
sumber:
George Ritzer & Douglas J. Goodman.2010.Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern.Kreasi Wacana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar