(berdasarkan observasi dan wawancara)
Cireundeu merupakan salah satu kampung
adat yang masih ada di Jawa Barat. Kampung tersebut terletak di kota Cimahi, Jawa Barat. Sebagaimana
kampung adat lainnya, masyarakat
kampung adat Cireundeu masih mempertahankan adat istiadat atau tradisi warisan
leluhur (karuhun). Kendati demikian, pengaruh budaya modern juga telah hadir
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Cireundeu, seperti halnya tempat tinggal
mereka yang sebagian tidak lagi bertipe tradisional melainkan permanen.
Disini keunikan yang dimiliki oleh masyarakat kampung
Cireundeu, dari kebiasaan adat yang dimilki hingga masalah pangan yang secara
turun temurun di jalankan oleh masyarakatnya salah satunya masyarakat Cireundeu
yang masih mengkonsumsi Singkong sebagai makanan pokoknya, tradisi
mengkonsumsi singkong ini terbukti menjadikan masyarakat Cireundeu
mandiri dan tidak tergantung pada beras yang menjadi makanan pokok masyarakat
Indonesia. Masyarakat disana sudah
mengkonsumsi ubi kayu sebagai makanan pokok serta mampu melakukan
keanekaragaman pengolahan hasil dari ubi kayu tersebut, diantaranya membuat :
·
Kripik singkong
·
Rangginang
·
Awug
·
Beras Singkong (Rasi)
Dengan kondisi tersebut, mereka merasa
hidup lebih tentram tanpa terpengaruhi oleh harga beras. Selain itu, sumber makanan pokok
selalu tersedia serta tidak pernah kelaparan. Nasi singkong, yang
oleh penduduk Cireundeu dinamakan rasi atau Sanguen, menjadi makanan pokok
warga Cireundeu meskipun zaman telah berubah.
Kampung
adat Cireundeu yang masih memegang teguh adat istiadat dan kepercayaan
leluhurnya,kampung adat ini masih memeluk kepercayaan nenenk moyangnya yaitu
ajaran sunda wiwitan, Sunda Wiwitan sendiri mengandung arti Sunda yang paling
awal dan bagi mereka agama bukan sarana penyembahan namun sarana aplikasi dalam
kehidupan, karena itu mereka memegang teguh tradis
LAMPIRAN PERTANYAAN
Apa saja keunikan yang ada pada Kampung Adat Cireunde?
Pada tahun 1924 masyarakat
Kampung Sunda mulai memakan singkong berdasar budaya sunda makan singkong.
jaman Jepang mulai disuruh menyebarkan membuat nasi dari singkong makan singkong sebagai perwujudan budaya sunda
dimulai orang Jawa buktinya terdapat aksara Jawa di balai pertemuan. 1964
diberikan ketahanan pangan. Masyarakat Kampung Adat Cireunde terkenal akan
kegotongroyongan, berdasarkan pancasila. Pada tahun 1965 saat jaman orang-orang
ada yang menyangkal tidak bertuhan. Keunikan utama di yang ada pada masyarakat
makanan pokok non beras, mandiri ketahanan pangan, dan mandiri dalam budaya,
dan mandiri dalam keyakinan.
Apa saja kesenian yang ada pada masyarakat Kampung Adat
Cireunde?
Kesenian yang ada angklung
buncis dan kecapi serta alat gamelan seperti biasa dan alat musik karinding
yang diadakan tiap syukuran 1 suro atau pada tahun 2012 ini jatuh pada hari
kamis 15 November. Dahulu dipakai pada saat panen. Selain itu ada juga
adat-adat sunda lainnya. Bukan hanya seni tontonan namun juga seni tuntunan.
Maksudnya ada tujuan lain bukan hanya sekedar hiburan. Melestarikan hutan
dengan menanam pohon. Selain itu masih ada hutan larangan dan hutan garapan
seperti kampung adat di Jawa Barat lainnya.
Apa filosofi keyakinan masyarakat Kampung Adat Cireunde?
Filosofi tentang keyakinan dan
makanan pokok yang ada di Kampung Sunda Cireunde yaitu merupakan pelestarian
budaya turun temurun dari nenek moyang. Keyakinan yang diturunkan oleh nenek
moyang proses sosialisasinya hampir sama seperti sistem kepercayaan kejawen di
Jawa. Sedang filosofi tidak makan beras yaitu berdasar pada keyakinan, filosofi
kesundaan yang sebagian besar makan singkong sebagai makanan pokok. Dan juga
secara geografis Kampung Adat Cireunde lebih cocok untuk bertanam singkong.
Selain itu telah diadakan penelitian oleh beberapa profesor dari IPB bahwa
makan singkong lebih banyak bertenaga selama 5 jam daripada makan nasi.
Sementara keyakinannya bukan islam namun sunda wiwitan.
Bagaimana kegotongroyongan dan sistem pertanian dalam
masyarakat?
Sistem gotong royong masih di
bina dengan berlandaskan toleransi antar umat beragama sehingga tidak terjadi
konflik antar masyarakat. Sementara sistem pertaniannya tidak hanya singkong
namun juga sayuran yang lain seperti jagung dan kacang-kacangan. Dalam sistem
panennya di Kampung Adat Cireunde tidak ada panen massal karena masa panen yang
berbeda dan juga panen tergantung cuaca saat itu.
Produk apa saja yang dihasilkan oleh masyarakat Kampung
Sunda Cireunde?
Produk yang dijual oleh
masyarakat Cireunde yaitu olahan-makanan dari singkong. Produk dari Kampung
Adat Cireunde juga melihat kemasan yang harus dihasilkan sehingga tidak dijual
banyak diluar Kampung Adat Cireunde. Selain itu juga masyarakat Cireunde
beralasan bahwa sebelum membeli produk dari Kampung Cireunde harus melihat
proses pembuatannya, nagaimana pengemasannya dan juga bagaimana kebersihannya.
Maka dari itu sebekum membeli produk dari Kampung Adat Cireunde tentunya harus
berkunjung ke Kampung Adat Cireunde.
Bagaimana sistem pernikahan di masyarakat Cireunde?
Ada batasan-batasan tentang
masalah keyakinan masyarakat Cireunde. Menikah bisa dilakukan atas dasar suka
sama suka, namun sesudah menikah tidak boleh bercerai. Karena bercerai itu
dirasa melukai perempuan. Yang mengawinkan yaitu orang tua perempuan.
Perkawinan hanya sekali, adanya janda setelah ditinggal mati suami, dan juga
sebaliknya adanya duda setelah ditinggal meninggal. Syarat penikahan yaitu
syahadat, sah secara adat dan mematuhi adat.
Perubahan sosial budaya pada masyarakat Kampung Sunda
Cireundeu
Walaupun dapat
dikatakan bahwa Kampung adat dan tradisional namun tidak menutup kemungkinan
akan adanya perubahan sosial budaya pada masyarakat Kampung Sunda Cireundeu. Perubahan
sosial budaya yang terjadi pada masyarakat Kampung Sunda Cireundeu terjadi
karena beberapa faktor. Bila dilihat dari bentuknya perubahan sosial budaya
yang ada pada masyarakat Kampung Sunda Cireundeu yaitu perubahan lambat.
Perubahan sosial budaya lambat merupakan perubahan sosial yang memerlukan
proses yang agak lama menuju sebuah perubahan. Pada masyarakat Kamung Sunda
Cireundeu ini perubahan lambat ini terjadi karena pengaruh para wisatawan yang
datang ke Kampung Sunda Cireundeu dan membawa kebudayaan yang berbeda-beda.
Jadi lambat laun kebudayaan para wisatawan mulai masuk ke Kampung Sunda
Cireundeu seperti masuknya teknologi seperti listrik, televisi dan HP juga
merupakan salah satu perubahan sosial budaya yang bersifat progress atau menuju
yang lebih baik dan membantu masyarakat Kampung Sunda Cireundeu. Sedangkan
perubahan masyarakat Kampung Sunda Cireundeu mengenai makanan pokok yang berupa
singkong termasuk perubahan yang dikehendaki atau telah direncanakan. Perubahan
ini terjadi pada awalnya karena kependudukan penjajah yang mengharuskan
masyarakat Kampung Sunda Cireundeu untuk memenuhi seluruh kebun mereka dengan
tanaman singkong yang kemudian menjadi makanan pokok masyarakat Kampung
Cireundeu sampai saat ini. Faktor ini yang menjadi faktor pendorong adanya
perubahan sosial budaya pada masyarakat Kampung Sunda Cireundeu selain dari
peraturan adat yang telah ada dan dipatuhi sejak zaman nenek moyang.
Dilihat dari
faktor pendorongnya, perubahan sosial budaya pada masyarakat dapat terjadi
karena faktor peperangan, peperangan yang dimaksudkan yaitu zaman pendudukan
penjajah yang mengharuskan masyarakat Kampung Sunda Cireundeu pada zaman itu
harus menanam singkong untuk kepentingan imperialis. Selain itu juga perubahan
sosial budaya yang terjadi karena pengaruh dari kebudayaan lain. Jadi terjadi
proses akulturasi, akomodasi, maupun asimilasi antara kebudayaan masyarakat
Kampung Sunda Cireundeu dengan kebudayaan masyarakat lain baik pendatang maupun
interaksi masyarakat Kampung Sunda Cireundeu dengan masyarakat lain ketika
bepergian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar